Kesenian Tari Topeng Malang merupakan hasil perpaduan antara budaya Jawa Tengahan, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran (Blambangan dan Osing). Sehingga akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa, Madura dan Bali.
Konon, tari topeng sendiri diperkirakan muncul pada awal abad 20-an dan berkembang luas semasa perang kemerdekaan. Tari ini adalah perlambang bagi sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya.
Biasanya tari ini ditampilkan dalam sebuah fragmentasi hikayat atau cerita rakyat setempat tentang berbagai hal terutama bercerita tentang kisah-kisah panji.
Di Malang sendiri ada banyak, sentra tari topeng.
Salah satunya di dusun kedungmonggo sanggar seni Asmoro Bangun Kecamatan Pakisaji kab. Malang, yang dipegang oleh keluarga mbah karimun (95),tapi berhubung mbah mun sudah sepuh dan sakit sakittan, kerajinan topeng diwariskan oleh istrinya mbah maryam dan cucunya.
Sayangnya, faktor generasi penerus menjadi faktor utama untuk melestarikan kesenian khas Malang ini.menegagkan keeksisan tari topeng Malang lambat laun mendekati kepunahan.